top of page
Search

KOMPAS.com: Lebih Cinta Diri Sendiri dengan Koleksi Lokal

Updated: Aug 18, 2021

KOMPAS.com - Lingerie selama ini identik dengan citra seksi atau pakaian yang digunakan agar terlihat menarik di depan pasangan. Padahal, lebih dari itu, lingerie bisa membuat banyak wanita merasa lebih percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Pesan inilah yang ingin disampaikan oleh brand lokal, Booka Lingerie. Lingerie atau pakaian dalam adalah sesuatu yang sering dilihat oleh wanita setiap harinya. Ketika perempuan percaya diri dengan dirinya dan bersemangat, maka itu juga akan memengaruhi suasana hatinya sepanjang hari serta orang-orang di rumah, seperti suami dan anak. "Jadi pakaian dalam sebenarnya bisa jadi mood booster untuk perempuan happy mulai dari pagi hari," kata Founder Booka Lingerie, Khairiyyah Sari kepada Kompas.com, belum lama ini. Lingerie selama ini identik sebagai pakaian dalam untuk momen intim bersama pasangan. Namun, menurut Sari, Booka ingin mengajak wanita untuk senang dengan tampilan dirinya dengan menggunakan pakaian dalam yang cantik. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Daftarkan email "Jadi Booka untuk diri kita sendiri. Kita yang suka sama produknya, kita beli, kalau pasangan bilang cantik dan sebagainya, itu bonus," tuturnya. Selama berdiri sejak November 2020, Sari bersama Booka menemukan banyak temuan menarik. Misalnya, meskipun brand ini menargetkan pelanggan usia 19-50 tahun, ternyata ada pula pelanggan setia yang usianya 60 tahun. "Ada pelanggan kita di Yogya umur 60 tahun. Lucu banget, ternyata setiapp ada yang baru dia beli terus. Ini juga misi kami, kami ingin untuk self love," kata Sari. Booka menawarkan pakaian dalam dengan desain bohemian dan detil renda yang menggemaskan. Meski tak menggunakan pad (bantalan) atau kawat pada item bra, namun Sari mengatakan bra renda dari Booka dapat disesuaikan dengan bentuk payudara pekaianya. Pendekatan ini dilakukan karena berkaca pada permasalahan banyak wanita yang ternyata masih belum tahu betul ukuran payudaranya dan kerap salah membeli. "Di Booka, renda itu adjust sama bentuk payudaranya. Makanya orang nyaman," ucapnya.


Brand yang berbasis di Jakarta ini sudah mengeluarkan sejumlah koleksi dengan rangkaian produk seperti koleksi bra, celana dalam, hingga pakaian tidur, seperti cami, boxer, dan robe. Selain koleksi klasik, brand yang digawangi oleh Sari dan dua orang temannya itu juga berupaya menghadirkan koleksi terbatas di momen-momen spesial, seperti ketika Imlek dan Hari Valentine. Dalam waktu dekat, Booka berencana mengeluarkan koleksi edisi kemerdekaan. "Di dunia fesyen kan kita harus keluarkan koleksi setiap tiga bulan. Meskipun enggak terlalu ngoyo karena sedang pandemi. Brand luar pun begitu, mungkin sekarang enam bulan sekali." "Tapi, ini untuk men-challenge diri sendiri saja," tutur wanita yang berprofesi sebagai konsultan dan kurator fesyen itu.


Ingin berdayakan perajin lokal


Di awal pandemi, ketika berencana membuat satu brand fesyen, Sari yang sudah sekitar lima tahun terakhir menjadi kurator fesyen tak pernah melihat ada UMKM fesyen yang membuat pakaian dalam. Di situ, ia mulai merasa peluang bisnis ini cukup besar. Penjual pakaian dalam memang banyak. Tapi, kata dia, sering kali para penjual tersebut menjual produk orang lain dari negara lain, seperti China. "Makanya harganya bisa murah banget. Tapi, yang mengusung desain dan made in Indonesia, Insya Allah masih kita. Ya, ada sih 1-2 kompetitor," tuturnya.


Berkarir selama lebih dari 20 tahun di industri fesyen membuat Sari memahami seluk beluk dunia fesyen. Ia bersyukur bisa menemukan desainer yang mempelajari khusus lingerie dan pada akhirnya mempermudahnya dalam pengembangan produk. Selain itu, desainer tersebut juga membantunya menemukan tim produksi yang memahami betul produksi pakaian dalam. Bak kebetulan, ibu-ibu yang terlibat dalam tim produksinya saat itu baru saja kehilangan pekerjaan karena pandemi. "Kalau bukan pandemi kayaknya enggak kepikiran bikin ini dan dapat tim produksi yang bagus." "Karena jahit pakaian dalam kan enggak gampang, enggak bisa sembarang tukang jahit," kata Sari. Brand yang berproduksi di Bogor ini punya sejumlah target yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Misalnya, ingin mulai beralih ke material ramah lingkungan. Sari mengakui, rencana ini sebetulnya sudah ada sejak awal. Namun, mereka mempertimbangkan harga jual yang cenderung bakal lebih mahal jika menggunakan bahan ramah lingkungan. Saat ini, Booka sudah mulai bekerja ke arah sana. "Saat ini (material) masih renda, nanti akan ada edisi polos dengan material yang lebih ramah lingkungan," kata dia. Sari juga mengungkapkan rencana Booka untuk bekerja sama dengan ibu-ibu perajin di daerah. Misalnya, ibu-ibu perajin dari Tasikmalaya yang dikenal karena kreasi bordirnya. "Kami ingin nanti bra kami dibordir, which is edisi terbatas, dibordir sama ibu-ibu perajin Tasik karena mereka kuat di situ," tuturnya. Adapun koleksi Booka terdiri dari berbagai pilihan warna dan bisa didapatkan secara online, mulai dari Rp 189 ribu.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Cinta Diri Sendiri dengan Koleksi Lingerie Lokal", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/21/152005520/lebih-cinta-diri-sendiri-dengan-koleksi-lingerie-lokal?page=all.


Editor : Nabilla Tashandra


11 views0 comments

Comments


bottom of page